Listrik Jawa Bali Masih Defisit 800 MW

Listrik Jawa Bali Masih Defisit 800 MW
Listrik Jawa Bali Masih Defisit 800 MW
      Namun, dalam beberapa waktu kemudian, beberapa pembangkit lain giliran menjalani maintenance, sehingga tidak beroperasi. Akibatnya, pasokan listrik pun kembali berkurang. Untuk menjaga agar deficit tidak terlalu besar, maka PLN kemudian melakukan manajemen beban dengan pemadaman bergilir. ’’Langkah itu memang harus dilakukan,’’ jelasnya.

      Selain itu, lanjut Murtaqi, konsumsi listrik dari masyarakat yang tinggi membuat pembangkit-pembangkit PLN seringkali beroperasi penuh dalam jangka waktu lama. Akibatnya, selain rawan kerusakan, pasokan energi primer berupa BBM juga seringkali lebih cepat habis lebih cepat. ’’Ini juga jadi masalah,’’ ujarnya.

      Pasalnyam kata dia, jika cadangan BBM habis, maka operator pembangkit harus melakukan pengurangan beban. Selanjutnya, jika pasokan BBM sudah datang, maka proses operasional pembangkit untuk bisa dibebani penuh juga membutuhkan waktu.

      Murtaqi menambahkan, kondisi kelistrikan nasional memang belum aman. Berdasar data PLN, lanjut dia, pertumbuhan konsumsi listrik per tahun mencapai 7 persen.

      Sedangkan tambahan pasokan listrik sangat minim karena tidak adanya proyek pembangkit listrik skala besar sejak krisis ekonomi melanda pada 1997. PLN mencatat, tambahan pasokan sejak 1997 hanya sekitar 2.000 – 3.000 MW. Proyek PLTU 10.000 MW pun baru akan bisa masuk paling cepat pada Juni 2009.

      Akibat kondisi tersebut, kata dia, reserve margin atau cadangan daya sistem kelistrikan nasional hanya sekitar 20 - 25 persen. Dengan cadangan tersebut, maka saat beberapa pembangkit menjalani pemeliharaan berkala atau mengalami gangguan karena kurangnya pasokan bahan bakar, maka shortage tidak terhindarkan. ’’Karena itu, sekali lagi kami meminta masyarakat untuk terus berhemat,’’ katanya. (owi)

JAKARTA – Pasokan listrik di Jawa-Madura-Bali (Jamali) masih belum aman. Meski beberapa pembangkit bermasalah mulai beroperasi, defisit pasokan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News