Listrik Made In Bantar Gebang
Sabtu, 03 April 2010 – 14:59 WIB
Navigat menargetkan bisa menghasilkan listrik 12 MW dari teknologi landfill gasification. Setelah itu, akan dipersiapkan teknologi lain, yaitu Thermal Process7 Gasification (mengolah sampah organik kering dengan cara pyrolysis atau pemanasan dalam ruang tertutup atau hampa udara). Potensi gas yang dihasilkan dari teknologi ini 7 MW.
Lantas, teknologi ketiga yang dipersiapkan adalah anaerobic digestion, yaitu pemilahan sampah organik basah untuk diproses secara biologi, lalu difermentasi untuk menghasilkan gas. Listrik yang bisa dihasilkan dari teknologi itu 5 MW. "Total rencana kami, di TPST Bantar Gebang akan bisa dihasilkan listrik 26 MW," jelas Agus.
Direktur Navigat Okky A.W. Tjandrawinata menambahkan, proyek PLTSa harus diperjuangkan karena berdampak positif bagi alam. Di luar negeri, proyek seperti itu mendapat subsidi dari pemerintah. Jadi, listriknya bisa dijual USD 10/Kwh (kilowatt per hour). Di Indonesia, listrik sampah dihargai Rp 850 per Kwh. "Kami maklum karena keuangan negara kita masih seperti ini," katanya.
Yang penting, ungkap dia, proyek pembangkit tenaga listrik harus dibuat menjadi usaha bankable. Artinya, perbankan harus menilai proyek itu mampu menghasilkan keuntungan sehingga mau membiayai. "Pokoknya, kalau bank sudah berani membiayai, itu berarti potensinya bagus. Investor akan berbondong-bondong membangun PLTSa. Listrik terjamin, target pemerintah tercapai," jelasnya. (wir/c1/dwi)
SAMPAH yang selama ini hanya menebar bau busuk bisa disulap menjadi komoditas luar biasa di TPST (tempat pembuangan sampah terpadu) Bantar
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- AI Merdeka Lintasarta Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di Indonesia
- Gebuk Judol, Upaya Bersama memberantas Judi Online di Era Digital 5.0
- Threads Merilis Fitur Baru Secara Global, Silakan Dicoba
- Kirim Banyak Foto dan Video di WhatsApp Jadi Lebih Praktis
- PT JIP & Disdik DKI Kerja Sama Pemanfaatan Gedung untuk Pembangunan Menara Telekomunikasi
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi