Ada Pengamat Kaitkan Listrik Mati dengan Family Gathering Jokowi dan Para Menteri
jpnn.com, JAKARTA - Aktivitas presiden dan menterinya yang menggelar family gathering bersamaan dengan pemadaman listrik dinilai sebagai peristiwa sosial yang bertentangan.
Satu sisi elite pemerintahan sedang bersenang-senang di Istana Kepresidenan Bogor, satu sisi lainnya masyarakat menderita akibat pemadaman listrik itu.
"Aktivitas presiden yang justru dalam kondisi menyenangkan, bisa jadi kepekaan pejabat publik sudah hilang. Kondisi hari ini, publik tidak bisa menolak pemadaman listrik, tetapi paling tidak pejabat publik harus sanggup tunjukkan jika mereka bersama kesulitan warganya," kata pengamat politik Dedi Kurnia kepada JPNN.com, Minggu (4/8).
BACA JUGA : Alamak!! Mati Lampu, Internet Tak Bisa, KRL Pun Tak Beroperasi
Dedi melanjutkan, presiden ataupun menteri dan pejabat publik lainnya, seharusnya memiliki kesalehan politik sekaligus sosial.
Yakni merasa selalu diperlukan warga negara, dan merasa di bawah bayang-bayang beban warga negara, bukan sebaliknya.
"Hilangnya kesalehan politik itu, bisa saja karena presiden menganggap dirinya sebagai pimpinan tertinggi dari para pejabat negara lainnya, sehingga warga negara tidak dapat berinteraksi secara langsung, terutama dalam interaksi emosional. Imbasnya, jika ada kebutuhan publik yang harus terlayani, presiden dengan mudah mengalihkan itu pada pejabat lain," jelas dia.
Fasilitas umum seperti lampu lalu lintas dan penerangan jalan di wilayah Jabodetabek mati akibat listrik padam.
- Jawaban PLN Ditanya Kompensasi Imbas Pemadaman Listrik
- Alhamdulillah, Listrik di Sumbagsel Kembali Normal 100 Persen
- Duh, PLN Belum Tahu Penyebab Utama Pemadaman Listrik Total di Sumbar
- Listrik di Pekanbaru Mati Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Listrik Padam, Operasional LRT Sumsel Terhenti
- Penerapan Power Wheeling Perlu Dipercepat untuk Mengatasi Pemadaman Listrik