Literasi Digital: Siswa di Depok Diminta Untuk Tidak Ceroboh di Medsos
jpnn.com, DEPOK - Sebanyak 10.500 siswa dari 70 SD di Kota Depok, Jawa Barat, mendapatkan edukasi literasi digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis (25/5).
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar pada Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Depok Syahril Simamora mengatakan di dalam dunia digital hal yang negatif yang bisa disebabkan oleh kecerobohan sendiri, seperti tidak menjaga perkataan saat berkomentar di medsos, menyalahgunakan aplikasi, juga tidak menjaga keamanan perangkat.
“Tindakan etis yang dapat kita lakukan terkait konten negatif, yaitu kita harus menganalisis dan memverifikasi konten negatif dan tidak perlu mendistribusikannya dan produksilah konten yang bermanfaat atau positif. Mari kita ambil manfaat yang baik dalam internet ini dan dengan media digital kita kita bisa berinterkasi dengan baik dan menghindari konten-konten yang negatif, jadilah seorang yang bijak dalam melakukan suatu hal, dan buatlah hal yang bemanfaat karena itu akan kembali pada diri kita,” sebut Syahril.
Konten Kreator dan Fotografer Arsitektural Djaka Dwiandi Purwaningtijasa menilai perlunya menyaring dan meneliti terlebih dahulu informasi yang ditemukan sebelum disebarluaskan.
“Saring sebelum sharing, di mana ketika kita menemukan informasi sebaiknya diteliti dulu jangan langsung disebarluaskan, bisa saja itu informasi yang tidak benar dan dapat menimbulkan kesalapahaman. Kesimpulannya cerdaslah dalam berinteraksi serta dapat menyikapi teknologi yang berkembang dan selalu menjaga keamanan dalam bermedia digital, selalu bijak dalam melakukan sesuatu” jelas Djaka.
Key Opinion Leader Dwitiya Ayu Nadya mengatakan media sosial harus digunakan secara bijak dan pintar agar mendapatkan banyak manfaat.
Untuk itu, perlu kecakapan dalam bermedia digital, di antaranya memahami perangkat keras dan lunak, mengetahui penggunaan mesin pencarian, serta mampu menggunakan aplikasi percakapan dan media sosial.
“Mesin pencari ini ada banyak jenis, salah satu contoh yang sering kita gunakan adalah Google, di mana Google ini bisa membantu kita menemukan informasi yang bisa dipercaya dan relavan, dan juga bisa memeriksa kebenaran informasi, cara kerjanya yaitu kita bisa memasukkan kata kunci yang efekif yang bisa dipahami oleh mesin pencari tersebut,” tutup Dwitiya.
Dunia digital hal yang negatif yang bisa disebabkan oleh kecerobohan sendiri, seperti tidak menjaga perkataan saat berkomentar di medsos.
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Milenial Dominasi Pengguna BYOND, BSI Hadirkan Literasi Digital di Mal-Mal Jabodetabek
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Pemkot Palembang Buka 10 Ribu Tabungan Gratis untuk Pelajar
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan