Literasi Pemilu dan Pemilih Muda Sebagai Pemegang Kedaulatan
Oleh Girindra Sandino - Sekjen Liga Literasi Nasional
jpnn.com - Secara esensi dan yang paling hakiki dari demokrasi adalah konsensus. Konsensus sebagai fondasi dari demokratis sendiri secara materi umumnya merupakan upaya untuk mencapai kata sepakat.
Jika kesepakatan tidak tercapai, maka keputusan akan diambil dengan suara terbanyak.
Ada yang menang dan ada yang kalah. Itulah aturan main utama dalam sistem demokrasi.
Demokrasi akan selalu dikritik karena ketidaksempurnaan dan segala macam kelemahannya.
Akan tetapi juga demokrasi memiliki kekuatan dan kebaikan. Demokrasi memperkuat harga diri manusia, mewujudkan persamaan hak warga negara di segala bidang.
Selain itu, memberi serta menyediakan kesempatan pendidikan kewarganegaraan yang berkesinambungan.
Dalam suasana kontestasi politik kekinian, kegiatan penguatan literasi rakyat adalah sesuatu yang sangat vital dalam upaya mempertinggi budaya politik dan dapat mempertegas dimensi-dimensi partisipasi rakyat untuk ikut serta terlibat aktif dalam proses penyelenggaraan pemilu.
Apalagi di Pemilu 2024 ini, didominasi oleh pemilih muda berusia 17-40 tahun, yang berjumlah sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih.
Dalam demokrasi idealnya memberikan kesempatan kepada rakyat, termasuk pemuda sebagai rakyat pemilih dan pemegang kedaulatan tertinggi.
- Presiden Prabowo Ungkap Ciri Negara yang Gagal, Oalah
- Siswi SMA1 Al Azhar 4 Bekasi Raih Honourable Mention, AYIMUN ke-16
- Sukses, Ribuan Peserta Hadir di Pemuda HIKMA Fun Run 2025
- BMI Gandeng Mahasiswa dan Pemuda Gelar Indonesian Youth Summit 2025
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi
- Jokowi Finalis Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Chandra Singgung Kejahatan Terorganisasi