Live Shopping Naik Daun di Indonesia Dengan Influencer Raup Omzet Miliaran Dalam Satu jam
Para penjual tampak sibuk berbicara dengan ponsel atau tablet yang dipasang pada tripod mini sambil memegang produk dagangan.
Video tersebut direkam dalam Social Bread, perusahaan teknologi start-up kreatif yang terinspirasi oleh model bisnis 'live streaming' di Tiongkok, menurut co-founder dan chief operating officer perusahaannya, Lydia Susanti.
"Kami bikin platform untuk menghubungkan UMKM dan local brand dengan local creator dan local streamer," ujar Lydia.
Kantor Social Bread di Jakarta memiliki dua lantai dengan total 14 "kotak" kecil dan besar untuk mengakomodir sekitar 20 streamer per hari.
Para streamer tersebut adalah "anak-anak muda yang punya talenta untuk bikin konten" yang diperlakukan sebagai mitra, dilatih, dan dibayar sesuai dengan proyek yang mereka tangani.
Mereka dibekali gadget dan perlengkapan syuting untuk sesi 'live streaming' menjual produk di TikTok Live selama dua jam.
Biaya manajemen media sosial bagi klien dimulai dari Rp6 juta hingga Rp7,5 juta per bulannya.
Lydia mengatakan pencapaian terbesar perusahaannya adalah saat membantu bisnis sepatu lokal menghasilkan Rp1,8M dalam satu bulan.
Tren 'live shopping' sedang naik daun di Indonesia, namun pemerintah berencana untuk memperketat aturan pelaksanaannya
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Kreator Konten Asal Bekasi Ini Manfaatkan TikTok dalam Pelestarian Alam
- Sambut 2025, Rapspoint Gelar Kegiatan Sosial hingga Tantangan untuk Pengguna
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun