Liz Truss

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Liz Truss
Perdana Menteri Inggris Liz Truss. Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble/rwa

Dia setuju dengan kebijakan Menkeu Kwasi Kwarteng untuk memotong pajak bagi orang-orang kaya, dengan tujuan untuk menciptakan insentif yang bisa menghasilkan investasi yang mendorong munculnya lapangan kerja.

Akan tetapi, efek yang terjadi tidak sama dengan era 1980-an.

Ekonomi Inggris terpuruk dan mata uang pound sterling jatuh.

Niat Liz Truss ingin meniru Thatcher untuk berkuasa selama 11 tahun ternyata hanya terealisasi selama 44 hari.

Truss tidak bisa melanjutkan kepemimpinan karena kehilangan dukungan dan kepercayaan publik.

Standar moral dan etika di negara demokrasi liberal mengharuskan seorang pemimpin untuk mundur ketika mendapat tekanan publik.

Hal ini menunjukkan standar moral dan etika yang tinggi di negara liberal itu.

Di Indonesia, tradisi itu tidak menjadi kode perilaku yang dipegang oleh para pemimpin.

Liz Truss memegang rekor sebagai PM Inggris dengan jabatan terpendek, memecahkan rekor George Canning yang menjadi PM selama 119 hari pada 1827.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News