Lock Opo Tumon
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Milan dan Wuhan ternyata beda. Sama-sama di-lockdown tetapi tidak sama praktiknya.
Itu baru diketahui setelah 300 dokter dari Tiongkok tiba di Milan, Kamis petang lalu. Mereka diperbantukan di Italia yang kian kewalahan.
Di Wuhan sendiri sudah tidak ada pasien baru, Rabu lalu. Demikian juga Kamis keesokan harinya.
"Lockdown di Milan ini ternyata longgar sekali," ujar dokter dari Tiongkok itu. "Kendaraan umum masih ada yang jalan. Masih ada orang yang terlihat di lalu-lalang," tambah dokter itu seperti dikutip di media di Tiongkok.
Bagi orang Italia mungkin itu sudah dianggap lockdown yang mengejutkan. Yang sangat mengerikan. Kota sudah dinilai sebagai kota mati. Jalan-jalan sepi. Toko-toko tutup.
Namun bukan seperti itu yang dimaksud lockdown di Wuhan. Kendaraan umum sama sekali tidak diperbolehkan beroperasi. Bukan hanya dikurangi. Orang harus benar-benar berada di dalam rumah masing-masing.
Karena lockdown di Italia sangat longgar tidak mengherankan setelah seminggu pun jumlah penderita baru Covid-19 masih ribuan. Bahkan masih terus di atas 3.000 setiap hari.
Demikian juga jumlah yang meninggal dunia. Sampai melebihi yang meninggal di Tiongkok (sudah termasuk Hong Kong, Taiwan, dan Macau).