Lockdown Berkepanjangan di Melbourne Tak Surutkan Aktivitas Warga Senior Asal Indonesia

"Jadi banyak hal yang tetap diizinkan semacam itu. Misalnya juga medical. Kita tidak usah keluar rumah kalau misalnya mau dites, kita bisa minta sebagai senior," ucapnya.
"Kalau saya sendiri masih bisa naik Uber, taksi, atau naik tram," tambahnya.
Untuk keperluan ke dokter, Nani memutuskan untuk selalu berjalan kaki, meski sebenarnya sebagai warga senior dia bisa memanggil dokter ke rumahnya.
"Ini bagus juga buat exercise. Kita harus sehat, karena kita hidup di negara Australia dan tidak punya pembantu," ujarnya.
Nani yang kini masih aktif di organisasi Australian Indonesian Association of Victoria (AIA), punya seorang anak yang sudah berkeluarga. Namun ia mengatakan tidak mau merepotkannya.
Selain mengajar Bahasa Indonesia untuk komunitas Australia di Melbourne setiap minggu, satu bulan sekali Nani ikut rapat bersama AIA yang dilakukannya melalui Zoom.
Selain itu, dia juga sibuk menyiapkan 'newsletter' untuk organisasi ini, termasuk memeriksa bahasanya sebelum diterbitkan.
"Jadi memang banyak sekali pekerjaan yang mengharuskan saya diam di rumah," katanya.
Lockdown berkepanjangan tidak menyurutkan semangat warga senior asal Indonesia di Melbourne untuk tetap beraktivitas.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia