Lockdown Berkepanjangan di Sydney dan Melbourne, Orangtua Mulai Resah soal Nasib Anak

Lockdown Berkepanjangan di Sydney dan Melbourne, Orangtua Mulai Resah soal Nasib Anak
Seorang warga Melbourne, Jin Hua, merasa khawatir dengan kesiapan putrinya menghadapi ujian akhir SMA di tengah pandemi saat ini. (ABC News: Jason Fang)

Cuti menenangkan diri akan membantu

Tantangan bagi keluarga dengan anak-anak sekolah yang belajar dari rumah juga dialami dr. Erika Annisa Mustika, asal Indonesia, yang memiliki empat anak.

Dokter Erika tinggal di Melbourne yang kini kembali menjalani lockdown .

Dia mengaku tantangan terberat baginya adalah menyeimbangkan urusan pendidikan anaknya yang berusia 6 dan 11 tahun dengan tugas rumahtanga.

"Permintaannya sangat tinggi. Saya harus mengikuti jadwal sekolah setiap saat, mengecek kapan mereka harus bertemu gurunya, PR apa yang harus dikerjakan, kapan PR itu harus dikumpulkan," ujarnya.

"Saya melakukannya bersama suami karena kami tidak punya keluarga di sini," kata dr. Erika.

Dia berharap pemerintah bisa mengalokasikan satu hari dalam seminggu jatah cuti untuk menenangkan diri, agar bisa membantu orang tua murid mengatasi permasalahan pendidikan anak-anaknya selama lockdown.

"Saya merasa jenuh melihat layar komputer tiap hari, yang sangat berdampak pada kesehatan mental anak-anak dan orang tua," katanya.

"Andaikan ada 'wellbeing day' nasional, jadi katakanlah ada satu hari dalam seminggu yang ditetapkan pemerintah di mana kita bebas dari segala kegiatan online," ujarnya.

Lockdown berkepanjangan di Sydney dan Melbourne menyebabkan banyak orangtua murid kini khawatir dengan dampak belajar dari rumah bagi pendidikan anak-anak mereka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News