Lockdown Sapi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Lockdown Sapi
Waspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak jelang Iduladha. Ilustrasi Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko

Kebijakan impor daging sapi yang beberapa tahun terakhir ini meningkat dituding sebagai penyebab masuknya penyakit ini.

Impor daging sapi tahun ini mencapai 273 ribu ton atau naik 22  persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Nilai impor daging sapi pun menjadi USD 948 juta atau sekitar Rp13 triliun pada 2021. Jumlah ini naik 35 persen dari tahun sebelumnya.

Mengatasi wabah sapi lockdown dilakukan dengan cepat dan ketat di Jawa Timur. Tentu tidak sama dengan penanganan pandemi Covid-19 yang mengharuskan manusia tinggal di rumah, menjaga jarak, dan memakai masker. Sapi-sapi tidak harus pakai masker dan menjaga jarak. 

Akan tetapi, sapi tetap harus mendapatkan vaksin seperti manusia, satu kali. 

Mungkin nanti kalau penyakit tidak berhenti dan makin meluas akan ada vaksinasi sapi masal sampai dua kali, dan akan juga ada vaksin ketiga alias booster sapi.

Sama dengan manusia, sapi-sapi juga harus disemprot disinfektan. Kandang sapi dibersihkan dan disterilkan dengan semburan anti-virus. Sapi-sapi tidak harus tes antigen atau PCR, tapi tetap harus dicek kesehatannya untuk memastikan bebas dari penyakit.

Penyekatan lalu lintas sapi dilakukan di beberapa daerah yang masih aman dari wabah. 

Pandemi sapi jadi kabar mengejutkan bagi warga Jatim yang baru saja merasa lega setelah hampir bebas dari Covid-19. Pemprov Jatim melakukan lockdown sapi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News