Logika-Logika Koran untuk Mengelola Strom

Logika-Logika Koran untuk Mengelola Strom
Logika-Logika Koran untuk Mengelola Strom
Kenyataan seperti itu yang sering membuat Dahlan sering menertawakan diri sendiri. Akal sehat dikorbankan untuk alasan populis, terkesan dibuat-buat dengan tameng ’’membela rakyat kecil’’. Karena itu, dia mengusulkan agar digratiskan saja sekalian" Terutama yang 450 VA, yang sekitar 12 juta pelanggan itu. PLN akan kehilangan sekitar Rp 1,5  T, tetapi yang lain-lain naik.

’’Tapi, mungkin ide saya itu terlambat, atau dianggap main-main. Padahal, saya serius banget! Yang miskin itu saya definisikan rata-rata memiliki 5 bolam, yakni di teras, dapur, ruang tamu, dan kamar. Lalu harus punya televisi, rice cooker, dan VCD. Ya, biar  bisa menyetel video Luna Maya,’’ kelakarnya.

 

Belum lagi, kata Dahlan, tarif khusus seperti dayamaks dan multiguna harus dihapus. Per tahun nilainya Rp 12T. ’’Artinya, yang 8 juta pelanggan itu kenaikannya bertambah berat lagi. Karena itu, saya coba simulasi berapa yang naik 50 persen, di Jatim-Jateng tidak masalah. Di Jabar, ada 5 pabrik, tetapi saya sudah menemukan solusinya. Yang di atas 40 persen, mulai banyak. Yang di atas 30 persen, wah tidak terhitung lagi. Tiga hari tiga malam tim PLN dan ESDM membahasnya, tapi tidak ketemu harga,’’ ungkapnya.

Lalu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengumumkan kepada publik bahwa TDL, naik 10-18%. ’’Itu adalah keputusan politik. Keputusan pemegang regulator. Tidak ada hitung-hitungannya,’’ ceplosnya. Akhirnya ada juga yang turun, akibat penghapusan Dayamaks dan Multiguna. Namun, turunnya tidak boleh lebih dari 18 persen juga. ’’Jadi kalau disebut TDL naik, tidak tepat juga! Wong malah ada yang turun?’’ kata dia. 

Prinsip-prinsip manajemen koran rupanya banyak menginspirasi Dahlan Iskan dalam mengelola strom PLN. Benang merahnya sama, yakni ’’menegakkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News