Lokal Naik, Ekspor Kakao Anjlok
Senin, 23 Juli 2012 – 00:47 WIB
Proyeksi membaiknya cuaca pada semester kedua, juga dilihat sebagai peluang untuk menggenjot ekspor kakao, meskipun, realisasi ekspor pada semester pertama masih cukup jauh dari target. Ekspor kakao pada tahun ini diharapkan menyentuh angka 225 ribu ton, atau meningkat 12,5 persen dibandingkan ekspor sepanjang tahun 2011 yang mencapai 220 ribu ton.
Baca Juga:
"Saat ini ekspor kita paling besar masih ke Malaysia dan Singapura. Jadi tidak begitu ada imbas krisis global. Diharapkan potensinya masih tinggi," paparnya.
Firman menerangkan, dampak krisis produksi hulu kakao sebetulnya tak hanya berimbas pada pelemahan ekspor, namun juga dikhawatirkan tak mampu memberikan suplai yang cukup bagi industri kakao yang lebih hilir. Perlu diketahui, sejak diterapkannya kebijakan bea keluar kakao, maka biji kakao lebih diprioritaskan untuk diolah di dalam negeri.
Disebutkan, rerata konsumsi industri intermediate kakao di dalam negeri saja mencapai 200 ribu - 225 ribu ton per tahunnya. "Saat ini situasi yang dialami oleh industri hilir kakao adalah kekurangan sokongan bahan baku. Padahal, demand kakao cukup besar. Apalagi, tahun ini banyak industri di dalam negeri yang agresif ekspansif, dan meningkatkan kapasitas gilingnya," jelasnya
JAKARTA - Ekspor biji kakao Indonesia tercatat mengalami penurunan ekspor yang signifikan pada semester pertama 2012. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo)
BERITA TERKAIT
- Buka 2 Kantor Cabang Prioritas, Bank Sinarmas Targetkan Kenaikan Nasabah Capai 40 Persen
- Indonesia-Singapura Lanjutkan Kerja Sama untuk Investasi hingga Tenaga Kerja
- BSN Dongkrak Daya Saing Produk Indonesia di Tingkat Global
- Menko Airlangga Ungkap Upaya Pemerintah Jaga Ekonomi Nasional di Tengah Kondisi Global
- Rayakan 15 Tahun Perjalanan Penuh Inovasi, BUKA Umumkan Penajaman Fokus Bisnis
- Arsjad Rasjid tak Lagi Pimpin Kadin, Sikapnya Dipuji