Lokalisasi Ditutup, Beginilah Siasat PSK agar Tetap Bisa Layani Tamu
“Saya tidak perlu menyebutkan nama hotel atau penginapannya, tapi rata-rata sekarang menjadi lebih ramai pascapenutupan lokasi prostitusi,” jelasnya.
Hal yang sama diungkapkan Tati (23) yang juga PSK eks Peleman. PSK asal Majalengka itu menuturkan, razia yang rutin dilakukan aparat membuatnya dan rekan-rekannya yang masih bertahan harus mencari cara lain untuk mendapatkan penghasilan.
Tati harus membiayai anaknya yang baru naik ke kelas 2 SD. Dia juga memberikan uang tambahan untuk orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tandur di Majalengka.
Karena itu Tati tetap harus bertahan. Menjajakan diri masih menjadi pilihan perempuan yang ditinggal kabur suaminya itu.
“Bayar listrik saja sekarang naik mas. Kalau saya pulang, anak dan orang tua saya mau makan apa. Sedangkan suami saya entah di mana sekarang,” tuturnya.(gun/ima/zul/jpg)
Sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang sebelumnya menjajakan diri di lokalisasi Peleman, Tegal kini kucing-kucingan dengan petugas. Mereka bersiasat
Redaktur & Reporter : Antoni
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Lantik Sekda Kota Tegal Jadi Pj Wali Kota, Nana Sudjana Ingatkan Amanah
- Bule Australia Buka Bisnis Prostitusi Berkedok Spa di Bali, Terang-terangan
- 3 Pasangan Muda Tertangkap Basah Terlibat Prostitusi Online