Lokalisasi Gang Sempit Ditutup, Muncikari Bingung Cari Kerja

Namun kini, bantuan yang pernah dijanjikan pemerintah itu, tak kunjung datang.
“Kalau nanti saya dapat bantuan dari pemerintah, rencananya mau saya gunakan untuk buka warung nasi,” tuturnya.
BP mengaku sudah menyiapkan sebidang warung sekaligus untuk tempat tinggal keluarganya di RT 1 RW 2, Desa Kramat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal.
Namun demikian, warung tersebut belum ada peralatan dapurnya. Dia berharap, bantuan dari pemerintah untuk warga terdampak lokalisasi segera digelontorkan.
“Warga terdampak yang belum dapat bantuan itu banyak. Selain saya (muncikari), juga ada tukang parkir, pedagang, tukang ojek, tukang air, dan tukang cuci baju,” ungkapnya.
Dia mengaku ketika menjadi muncikari, penghasilannya tidak begitu banyak. Kala itu, sehari hanya mendapatkan uang sekitar Rp 100 ribu.
Jika dijumlah dalam sebulan, sekitar Rp 3 juta. Sedangkan kebutuhan hidup keluarganya, mencapai Rp 5 juta.
“Pengeluaran saya banyak. Untuk bayar listrik, makan, biaya anak sekolah, dan untuk bayar angsuran utang di bank,” bebernya.
Muncikari ini tidak memiliki pekerjaan sejak ditutupnya lokalisasi yang berada di tepi Jalan Pantura Kabupaten Tegal itu pada Mei 2017.
- Ketua Hanura Jateng Diinterogasi Polisi soal Dugaan Prostitusi & Striptis
- Gang Royal Tambora Jakbar Jadi Lokasi Prostitusi, PSK Pada Kabur
- Mami U jadi Tersangka Prostitusi di Mansion Semarang
- Polisi Selidiki Dugaan Prostitusi di Balik Striptis Mansion Executive Karaoke Semarang
- Eh, Ada Tempat Karaoke di Semarang Menyuguhkan Striptis
- Istri Mantan Atlet Australia Ingin Suaminya Ikut Diadili dalam Kasus Prostitusi