Lokalisasi Sunan Kuning Ditutup Total 2019

"Selama satu tahun ke depan, saya rasa, sampai akhir 2018. Nanti bisa dikonfirmasi kepada yang berwenang," harapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Tommy Yermawan Said, menyatakan, sejauh ini telah mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap penghuni SK.
Pelatihan keterampilan akan menjadi modal para penghuni ke depan, setelah SK ditutup. “Sehingga ketika (SK) tutup, mereka sudah bisa mandiri,” tegasnya.
Pihaknya juga meminta pengelola resosialisasi SK segera menyerahkan data anak asuh secara pasti.
Sebab, yang diberikan selama ini berubah-ubah. Padahal data tersebut berkaitan dengan bantuan dana dari Kementerian Sosial.
“Kami ingin pengelola terbuka soal data itu. Karena bantuan Kementerian diberikan kepada (anak asuh) yang ada atau tinggal di dalam situ (SK). Bukan yang pendatang,” terangnya.
Tommy berharap setelah kebijakan penutupan tersebut, kawasan Sunan Kuning bisa berubah fungsi, seperti pusat kuliner atau pusat penjualan produk asli Semarang.
“Harapan kami (SK) kembali menjadi kawasan permukiman bukan image lokalisasi. Bisa jadi di sana menjadi tempat wisata kuliner atau produk Semarangan. Harapan kami seperti itu,” tandasnya.
Persiapan penutupan Lokalisasi Sunan Kuning sudah dimulai awal tahun ini. Pemerintah diminta menggencarkan sosialisasi agar tidak muncul masalah baru.
- Ada Temuan Ulat di Menu MBG, Wali Kota Semarang Bentuk Tim Khusus
- 10 Ribu Ijazah Siswa di Semarang Ditahan Pihak Sekolah, Wali Kota Agustina Tegas Bilang Begini
- Geger Temuan Ulat di Menu Makan Bergizi Gratis SMPN 1 Semarang, Begini Ceritanya
- Aipda Robig Penembak Siswa SMK di Semarang Minta Dibebaskan
- Tanjakan Trangkil Semarang Retak dan Menyembul, Diduga Akibat Patahan
- Tanjakan Kalipancur Semarang yang Retak Padahal Baru Jadi