Lokasi Selalu Rahasia, Sajikan Menu Tak Biasa
Rabu, 20 Februari 2013 – 07:50 WIB
MAKAN NIKMAT: Para peserta Underground Secret Dining bergiliran mengambil masakan tradisional yang terhidang. Foto: Bayu Putra/Jawa Pos
Untuk lokasi, Lisa mengonsepnya secara tidak biasa. Dia tidak memilih hotel atau restoran. Biasanya dia meminjam rumah sebagai lokasi acara. Kadang dia menggunakan lokasi kamping, rumah sakit, pura, bahkan makam.
Makam yang dimaksud adalah Mausoleum O.G. Khouw di Petamburan, Jakarta Pusat. Itu adalah makam tokoh Tionghoa pada zaman Belanda yang sarat nilai sejarah.
Selain menentukan lokasi, Lisa membatasi pesertanya. Paling banyak 40 orang. Pertimbangan utamanya adalah kesanggupan si juru masak. "Sebelum bikin acara, saya tanya dulu juru masaknya, sanggup untuk berapa orang," jelasnya. Sebab, kebanyakan juru masak yang didatangkan Lisa bukan kalangan koki profesional.
Sebagian besar di antara mereka merupakan ibu rumah tangga yang kebetulan jago memasak. Tentu saja mereka tidak terbiasa memasak dalam jumlah besar. Jika sang koki menyatakan hanya sanggup memasak untuk 25 orang, peserta akan lebih sedikit lagi. Hal-hal itulah yang mendasari Lisa menamai acaranya underground secret dining.
Underground secret dining (USD) menawarkan konsep perjamuan makan yang tak biasa. Mulai lokasi hingga menu, semuanya menyajikan sesuatu yang berbeda.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu