Loket Kanjuruhan

Oleh: Dahlan Iskan

Loket Kanjuruhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Peristiwa di Kanjuruhan meninggalkan citra yang begitu berat bagi polisi. Menetapkan tersangka dengan cepat sudah dilakukan polisi. Jumlahnya enam orang. Termasuk petugas kepolisian.

Namun, munculnya banyak tulisan protes seperti di pintu-pintu itu memerlukan usaha yang lebih besar untuk memperbaiki nama baik polisi di Malang.

Di dekat pintu itulah mayat bergelimpangan malam 1 Oktober 2022 itu. Mereka lari dari tribun untuk menghindari gas air mata.

Semua menuju pintu itu. Pintu tidak membuka, atau terbuka sedikit. Mereka banyak yang mati sesak, terimpit, terdesak, terinjak.

Kalau saja tidak ada gas air mata 40.000 penonton itu akan keluar bertahap. Malam itu semuanya ingin lari dari gas air mata.

Kenapa pintu stadion harus ditutup? Bahkan dikunci?

Anda bisa menjawabnya dengan benar: agar tidak ada penonton yang masuk stadion tanpa karcis. Malam itu pertandingan besar, Arema vs Persebaya. Stadion penuh. Di luar stadion masih ribuan orang yang ingin masuk.

Biasanya pada menit ke 80 pintu-pintu stadion sudah dibuka. Kali ini tidak. Kalau dibuka ribuan penonton itu akan masuk, entah akan duduk di mana.

Tulisan Dahlan Iskan berjudul Loket Kanjuruhan menyinggung tulisan ACAB atau 1312 pasca tragedi Kanjuruhan. Ini berat bagi polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News