Lolos di AS, Obat Virus Corona Remdesivir Masih Diperdebatkan di Australia
Sebuah obat antivirus corona bernama Remdesivir telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Efektivitasnya masih diperdebatkan, termasuk di Australia yang kini mengembangkan sendiri antivirusnya.
Remdesivir dibuat oleh perusahaan farmasi Gilead, merupakan satu dari sejumlah obat lainnya yang diujicoba di berbagai dunia oleh perusahaan dan organisasi, termasuk WHO.
Remdesivir adalah obat antivirus spektrum luas yang dirancang untuk menonaktifkan mekanisme virus dalam mereplikasi diri, termasuk virus corona.
"Obat ini pada dasarnya meniru materi genetika virus itu sendiri," jelas Sharon Lewin, pakar penyakit menular dan direktur Doherty Institute di Melbourne.
"Ketika mencoba mereplikasi diri, virus ini justru menggunakan obat yang diberikan, bukan bangunan genetikanya, sehingga akan menggagalkan replikasi tersebut," jelasnya.
Remdesivir sebenarnya pernah diujicobakan sebagai obat virus Ebola, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya diujicobakan untuk virus corona SARS-CoV-2 setelah menunjukkan hasil dalam mengobati SARS dan MERS.
Ujicoba awal penggunaan remdesivir dikritik karena tidak melihat secara pasti apakah kesembuhan pasien disebabkan obat ini atau karena kondisi pasien memang membaik.
Para ilmuwan kemudian menunggu hasil ujicoba terkontrol secara acak yang dilakukan di China dan AS.
Sebuah obat antivirus corona bernama Remdesivir telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA)
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium