Lombok Menanti Anak Pengungsi
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Hanya bisa pasrah. Itulah yang terjadi di Lombok. Saat ini. Yang diguncang gempa beruntut. Susul-menyusul. Tanpa tahu kapan datang. Berapa lama. Berapa besar.
Pasrah. Tidur di tenda. Seadanya. Tendanya maupun logistiknya.
Pasrah. Hanya itu yang bisa diperbuat. Yang ternyata ada hasilnya.
Tidak banyak lagi korban jiwa. Di gempa dahsyat tengah malam. Minggu malam kemarin. Yang skalanya 7 SR.
Begitu sering gempa datang. Sejak tanggal 7 Agustus saja sudah 17 gempa. Yang di atas 5 SR.
Atau 4 gempa. Yang di atas 6 SR. Sampai-sampai saya tidak bisa menjawab. Saat ada pertanyaan dari luar negeri: apakah pernah di masa lalu sesering dan sebesar itu.
Mereka sangat memerlukan data itu. Untuk masa depan Lombok. Yang ekonominya harus maju. Yang bangunan-bangunannya tidak cukup harus tahan gempa. Tapi harus tahan diguncang gempa beruntun.
Saya tidak pernah mendalami kondisi Lombok di masa lalu. Keterlibatan saya baru intensif belakangan. Saat menjabat Dirut PLN. Lombok adalah daerah yang paling parah krisis listriknya.