Lompatan dari Kegalauan Keri
Senin, 07 Januari 2013 – 01:10 WIB
Kimia Farma kini memang sudah lebih kuat. Harus mampu mewujudkannya. Labanya pada 2012 sudah meningkat menjadi lebih dari Rp 200 miliar. "Memang, kalau temuan ini kami lepas, banyak yang memperebutkannya," komentar Rusdi Rosman.
Obat antikolesterol adalah obat kedua yang paling banyak dibutuhkan masyarakat. Mencapai 15 persen. Sedangkan obat diabetes berada di urutan ketiga yang mencapai 12 persen. Urutan pertama adalah obat kanker, 18 persen.
Mengingat pasar obat-obatan di Indonesia sangat besar (mencapai Rp 50 triliun tahun ini), tentu kita tidak rela kalau pasar tersebut tersedot ke luar negeri. Pabrik-pabrik obat di dalam negeri, termasuk pabrik obat tradisional, harus berjuang mati-matian untuk merebutnya. Temuan Dr Keri adalah salah satu senjata penting untuk pertempuran itu.
Setelah sukses memproduksi temuan Dr Keri dalam bentuk fitofarmaka, Kimia Farma juga akan memproduksinya dalam bentuk herbal terstandar. Tapi, demi Indonesia, saya minta Kimia Farma memprioritaskan yang fitofarmaka dulu.
LUPAKAN dulu soal kecelakaan di lereng Gunung Lawu Sabtu sore lalu. Meski mobil Tucuxi yang saya kemudikan hancur, saya baik-baik saja. Lecet sedikit
BERITA TERKAIT