Lompatan dari Kegalauan Keri

Lompatan dari Kegalauan Keri
Lompatan dari Kegalauan Keri
Kerja sama BUMN-Unpad tersebut bermula pada pertengahan tahun lalu. Waktu itu saya diminta memberikan keynote speech di acara besar di Fakultas Farmasi. Hari itu saya tidak mau memberikan pidato. Dari atas podium saya langsung saja menantang para farmasis yang hadir di aula besar itu: apa yang diinginkan dari saya.

   

Ternyata banyak yang angkat tangan. Dalam hati saya berpikir: lebih penting para farmasis itu bicara daripada saya yang pidato. Belum tentu saya bisa pidato bagus mengenai obat-obatan. Saya tidak tahu banyak bidang itu. Dan lagi, di zaman Twitter ini, siapa yang masih mau mendengarkan pidato?

   

Ternyata betul. Semua yang angkat tangan itu mengemukakan masalah yang penting di dunia pengobatan. Terutama menghadapi akan berlakunya BPJS: dokter galau, farmasis galau, rumah sakit galau, dan pedagang obat juga galau.

   

Termasuk para peneliti di universitas pun galau. Temuan-temuan mereka kurang mendapat perhatian.

   

LUPAKAN dulu soal kecelakaan di lereng Gunung Lawu Sabtu sore lalu. Meski mobil Tucuxi yang saya kemudikan hancur, saya baik-baik saja. Lecet sedikit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News