Longsor Sampah Tewaskan Belasan Pemulung
Kontributor BBC Jose Tembe mengungkapkan bahwa TPA itu ada sejak 1980-an. Menurut dia, Pemerintah Kota Maputo sudah berulang-ulang membersihkan bangunan kumuh di sekitar TPA tersebut saat musim hujan datang.
Mereka yang dipindah itu diberi sepetak lahan untuk tempat tinggal. Namun, begitu musim hujan berakhir, para pemulung tersebut kembali lagi. Pemerintah sudah lama menggaungkan penutupan TPA Hulene.
Namun, sejauh ini rencana tersebut tidak pernah terealisasi. Tidak kunjung ditutupnya TPA itu juga menjadikan pemulung terus kembali ke sana.
Para pekerja kesehatan sudah lama memperingatkan efek samping tinggal di dekat lokasi pembuangan sampah. Lalat, bau menyengat, dan gas beracun yang dihasilkan sampah-sampah tersebut tidak baik bagi tubuh.
Meski begitu, tekanan ekonomi membuat penduduk tidak punya pilihan selain tinggal dan mencari penghidupan di tempat pembuangan sampah tersebut. (sha/c15/dos)
Longsor terjadi Senin (19/2) pukul 03.00 waktu setempat. Tumpukan sampah dengan ketinggian sekitar 15 meter itu mengubur tujuh rumah di sekitarnya
Redaktur & Reporter : Adil
- Pertamina Makin Ekspansif, Kini Perkuat Kerja Sama dengan Perusahaan Migas Asal Mozambik
- Makin Ekspansif, Pertamina Memperkuat Kerja Sama Strategis di Mozambik
- Topan Freddy Tewaskan 200 Orang Lebih di Malawi dan Mozambik
- Mozambik Gunakan Satelit Bikinan Tiongkok untuk Memprediksi Cuaca
- 10 Orang Tewas Mengenaskan saat Kampanye Pilpres, Tragis
- Paus Fransiskus Sambangi Mozambik demi Mengubur Konflik 4 Dekade