Loyalis Rio Capella di NasDem Mulai Disingkirkan

jpnn.com - BENGKULU -  Lengsernya  Patrice Rio Capella dari Sekjen DPP sekaligus kader Partai NasDem  mulai berimbas ke loyalisnya di Bengkulu. Sejumlah pengurus NasDem yang dinilai dekat dengan mantan Sekjend NasDem sekaligus anggota DPR RI tersebut mulai tak dipakai alias di buang dari kepengurusan. 

Seperti Ketua DPD NasDem Kota Bengkulu Suhartono Cs serta pengurus DPW seperti Asmawi Saidina selaku Ketua Bappilu dan Yuwono Pintadi Bendahara DPW. Bahkan untuk kepengurusan DPD Kota Bengkulu sudah tidak dibolehkan lagi mengambil keputusan atau kebijakan partai.

Pengurus DPP NasDem Koordinator Wilayah Sumbagsel Irma Suryani mengatakan bahwa proses verifikasi yang dilakukan tim tujuh DPP NasDem memang tidak main-main. Pasalnya tidak hanya di Bengkulu, tetapi di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Tujuan verifikasi itu untuk melakukan reshuffle kepengurusan yang dinilai tidak efektif lagi.

‘’Jadi kini tidak perlu diributkan. Proses verifikasi tidak melibatkan kepengurusan secara menyuluruh itu memang sesuai dengan aturan dan itu dilegalkan. Sebab dalam verifikasi memang tidak harus melibatkan seluruh pengurus. Karena jika dilibatkan orang-orang yang akan diganti akan protes atau keberatan. Dalam verifikasi ini juga akan kelihatan kader yang setia dan memang solid ke partai,’’ ujar Irma kepada RB kemarin.

Menurut Irma, dalam ADRT Partai perlu diketahui kewenangan untuk memberhentikan atau mengganti kepengurusan ditingkat DPD Kabupaten/kota itu adalah pengurus DPW. Sedangkan untuk DPW itu kewenangan DPP. Saat ini DPW sudah mengusulkan kepengurusan baru beberapa DPD NasDem yang ada di Bengkulu termasuk di Kota. Begitu juga untuk kepengurusan DPW. Hanya saja usulan itu masih akan diverifikasi ulang.

‘’Status Kepengurusan DPD NasDem Kota itu sudah demisioner. Artinya hanya bisa menunggu Sk kepengurusan yang baru keluar. Kemudian dicabutnya SK yang lama. Kini kebijakan yang berkaitan dengan partai sudah tidak boleh lagi. Kemudian dalam partai juga tidak perlu rebut-ribut. Jika tidak suka bisa pindah. Sebab menjadi pengurus partai tidak digaji dan tidak untuk bisa mendatangkan uang,’’ terang Irma.

Diakui Irma, usulan yang disampaikan itu juga belum seluruhnya akan diakomodir. Sebab tergantung hasil verifikasi ulang nantinya. Sekarang ini usulan belum sampai ke Koorwil. Maka dengan itu dirinya sudah meminta agar kader dan pengurus tenang. Kemudian tidak perlu diribut-ributkan. ‘’Penggantian di kepengurusan partai itu hal biasa. Jadi saya minta tidak perlu rebut-ribut. Tunggu saja hasil verifikasi dan reshuffle,’’ pungkasnya.(che/ray/jpnn)