LPEI Fasilitasi Desa Devisa Klaster Udang
jpnn.com, SITUBONDO - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank meresmikan Desa Devisa Klaster Udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Daerah tersebut merupakan salah satu wilayah penghasil udang di Jawa Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor terutama untuk udang Vaname.
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang tergabung di dalamnya sebanyak ± 20 petambak udang yang tersebar di 4 kecamatan dan 6 desa di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Sebagai tindak lanjut dari komitmennya, LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang (5/12).
Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 petambak.
Kegiatan ini dihadiri secara fisik oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo beserta perwakilan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Multi Fishes Bahari dan Alkautsar Bugeman Makmur.
“Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga,” ujar Kepala Divisi Jasa Konsultasi Gerald Grisanto, Senin (5/12).
Dia melanjutkan, dengan pemberian kincir air, Survival Rate (SR) udang bisa meningkat menjadi 80-90% dari sebelumnya di kisaran 70-80%.
Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 petambak.
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- Pemerintah Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Lewat Optimalisasi Kebijakan DHE SDA
- KPK Sita Mercy Rp2,4 M dari Guru Spiritual Tersangka Kasus LPEI
- Dukung Hilirisasi, Bea Cukai Ternate Fasilitasi Ekspor Perdana Feronikel dari Pulau Obi
- Bea Cukai Palembang Lepas Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi ke Malaysia dan Australia
- Korupsi Fasilitas Kredit LPEI, KPK Periksa Bos BJU Grup