LRT Palembang Merugi, Pak Moeldoko Tak Mau Pemda Mengoceh
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko merespons kerugian akibat operasional layanan light rail transit (LRT) di Palembang yang mencapai Rp 9 miliar per bulan. Menurutnya, moda transportasi massal di ibu kota Sumatera Selatan itu bukan semata-mata untuk saat ini namun juga kebutuhan masa mendatang.
"Ya kecenderungan dari kita berpikir saat ini. Contoh, membangun sebuah pelabuhan, butuhnya sekarang. Akhirnya setelah 30 tahun ke depan baru kebingungan,” ujar Moeldoko di kantornya, Jakarta, Selasa (12/2).
Mantan Panglima TNI itu menyebut masyarakat sering berpikir ala RBT. Saya sering bercanda itu (RBT) rencana bangun tidur (RBT)," ucap Moeldoko.
Baca juga: Benarkah LRT Palembang Sepi Penumpang?
Untuk diketahui, pemerintah menyediakan subsidi sebesar Rp 10 miliar untuk operasional LRT Palembang. Namun, pendapatan dari layanan LRT Palembang hanya sekitar Rp 1 miliar sehingga kerugiannya mencapai Rp 9 miliar.
Moeldoko menuturkan, pemerintah membuat perencanaan untuk jangka panjang. Untuk itu, katanya, masyarakat seharusnya tidak hanya melihat kondisi sekarang.
"Jadi kita lihat kepentingan masa depan, dengan mempertimbangkan populasi, tingkat pendidikan masyarakat, kalangan menengah ke atas yang makin banyak dan seterusnya," ujar veteran kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu.
Moeldoko merespons kerugian akibat operasional layanan light rail transit (LRT) di Palembang yang mencapai Rp 9 miliar per bulan.
- Lansia yang Tenggelam di Sungai Enim Akhirnya Ditemukan
- Pengedar Narkoba asal Palembang Ditangkap, Ini Barang Buktinya
- Hari Ini, 5 Sekolah di Palembang Dapat Makan Bergizi Gratis
- Rampok Berpistol Ditangkap di Musi Rawas, Begini Kronologinya
- 3 Orang Tewas dalam Kebakaran di Palembang
- Masa Tenang Pilkada, Polda Sumsel Pertebal Pengamanan Pilkada hingga ke Kepelosok