LSM Asing Penyerang Industri Sawit Nasional Harus Dilawan
Ke depan, lanjut Firman, penjualan industri kelapa sawit kepada pihak asing perlu dibatasi.
"Namun, bila yang sudah berjalan tidak ada masalah, terkecuali yang baru. Dan, UU Perkelapa Sawitan yang dirancang DPR, sudah hampir 90 persen. Ini harus dikebut kalau tidak kita akan jauh ketinggalan dari Malaysia," kata Firman.
Sementara itu, Ketum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, perlu kesolidan untuk melawan kampanye hitam (black campaign) dari LSM asing.
Sri Adiningsih yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyampaikan, industri sawit Indonesia berpeluang menjadi nomor satu di dunia.
"Sawit di Indonesia penting sekali dalam pembangunan di Indonesia. Saya yakin dan sudah melihat sendiri, sawit itu perkembangannya luar biasa. Banyak menyerap tenaga kerja. Apalagi ekspor sawit terus meningkat. Kita menjadi salah satu pengekspor terbesar di dunia. Namun, sampai saat ini, sawit belum sampai diolah sampai ke sektor hilir," papar Sri.
Menurut Sri, produktivitas perkebunan sawit, khususnya milik rakyat masih rendah.
Perkebunan sawit rakyat terhampar cukup luas, namun hasilnya belum maksimal dibandingkan milik swasta.
Di Papua, pertumbuhan perkebunan kelapa sawit cukup tinggi.
Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo mengatakan, lembaga swadaya (LSM) asing yang sering menyerang industri sawit nasional perlu dilawan.
- TSIT dan Apkasindo Memperkenalkan Teknologi Drone Pertanian Canggih di IPOC 2024
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Ditunjuk jadi Operator National Dashboard, PT Surveyor Indonesia Berhasil Ekspor HRPO
- Pemerintah Terus Dorong Integrasi Kebijakan Tata Kelola Kelapa Sawit yang Berkelanjutan
- PB HMI Ajak Semua Pihak Waspadai Keberadaan LSM Asing di Indonesia