LSPR Institute Buka Program Studi Pendidikan Khusus di Momen Wisuda
jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus di Indonesia makin meningkat, menurut data statistik Kemenko PMK pada Juni 2022, penyandang disabilitas anak usia 5-19 tahun adalah 3,3 persen.
Jika dibandingkan jumlah penduduk pada usia tersebut di tahun 2022 sebanyak 66,6 juta jiwa, artinya jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas berkisar 2.197.833 jiwa.
Berlatar belakang itu, LSPR Institute menaruh perhatian khusus pada dunia inklusivitas, di mana sejak tahun 2008, LSPR Institute berkomitmen menciptakan pemahaman masyarakat tentang disabilitas sesuai dengan UUD 1945, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia serta Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang disabilitas.
Hal tersebut dilakukan melalui pendirian London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), yang kemudian melahirkan unit London School Beyond Academy (LSBA) pada tahun 2012 sebuah wadah bagi individu dengan disabilitas dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki.
"Kami di LSPR tidak hanya berfokus pada ilmu komunikasi, LSPR Institute juga menaruh perhatian khusus pada dunia inklusivitas di mana sejak tahun 2008. Kami berkomitmen menciptakan pemahaman masyarakat tentang disabilitas sesuai dengan undang-undang," kata Founder & CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA, MICPR, FIPR, dalam prosesi wisuda LSPR, Kamis (28/11).
Program studi pendidikan khusus yang berada di bawah naungan LSPR School of Special Needs of Education (LSPR - SSNE) adalah salah satu inovasi LSPR Institute dalam mendukung pendidikan bagi individu dengan kebutuhan khusus. LSPR SSNE juga membawahi beberapa program lain, termasuk Program Studi Desain Media (D4), London School Beyond Academy (LSBA), dan kursus-kursus singkat yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan soft skill para siswa.
"Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di lembaga pendidikan terus meningkat, sedangkan guru lulusan Pendidikan Khusus masih belum terlalu banyak," kata Dekan Pendidikan Khusus LSPR Institute,Dr. Chrisdina Wempi.
Dia menambahkan, Prodi Pendidikan Khusus merancang kurikulum yang bukan hanya membekali teori tetapi lebih banyak melalui praktek lapangan yang salah satunya melalui LSBA sebagai tempat berlatih.
LSPR Institute membuka program studi pendidikan khusus di momen wisuda agar penyandang disabilitas bisa mengembangkan keterampilan yang dimiliki
- Peduli Atlet Disabilitas, ASABRI Dukung Turnamen Menembak Pusrehab Kemhan
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Datangi Rumah Penerima Manfaat, Wamensos Agus Jabo Bilang Begini
- Janji Robinsar Fajar di Debat Perdana, Beri Kesetaraan Disabilitas & Bangun Youth Center
- Polda Kalteng dan Kemensos Salurkan 30 Kursi Roda ke Penyandang Disabilitas
- Pelindo Solusi Logistik Dukung Kemandirian Tunanetra lewat 'Pijar'