LTTMF 2.0 Sukses Digelar, Seniman: Pintu Kreasi Musik Tradisi Makin Terbuka Lebar
LTTMF 2.0, bagi seniman dan musisi lokal, lanjut Amput, merupakan upaya mengenalkan apa saja musik tradisional yang ada di Toba sehingga menjadi transfer pengetahuan agar dirawat oleh generasi penerus.
“Kiranya penting diketahui oleh generasi penerus apa saja seni budaya di Toba yang selama ini menjadi turun temurun sehingga nantinya mampu dikembangkan sesuai konteks zamannya namun tidak menghilangkan makna dan ciri tradisi daerah Toba,” ujarnya.
Amput berharap ajang FMTI yang memamerkan khazanah budaya Toba dapat terus bergulir dan lebih luas lagi cakupannya.
Amput mengemukakan jika bisa seni budaya musik Toba juga dapat dipentaskan di kancah festival level internasional dengan difasilitasi pemerintah.
Salah satu pengunjung LTTMF 2.0 asal Pulau Samosir Ismail menuturkan event LTTMF 2.0 menjadi kebanggaan untuk masyarakat di kawasan Toba, sebab, menyebarkan nilai-nilai budaya kepada khalayak di luar daerah.
“Jadi kebanggaan khusus karena ada festival budaya musik Toba yang ditunjukkan ke masyarakat lainnya. Supaya (masyarakat) lainnya mengetahui bahwa Toba amat kaya beranekaragam budaya musik tradisi,” imbuh Ismail.
Dalam LTTMF 2.0, musisi dan seniman dari kawasan Toba membawakan sejumlah karya musik dipadu dengan bunyian khas lokal.
Selain itu juga dipentaskan opera yang diperankan oleh sekelompok ibu-ibu di kawasan Toba.
Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2.0 di Toba digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek dengan menghadirkan seniman.
- Harmoni Musik Berpadu dengan Pesona Alam di Klaten Etno Jazz 2024
- Akui Belum Move On dari Mantan Istrinya, Ardhito Pramono: Gue Tetap Bisa Berkarya
- Aktor Indonesia Pascal Phoa Tampil dalam Pertunjukan Teater Hamlet di New York
- Bergodo Kebogiro
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Rilis Album 'Samasta', Close to Breathe Bawa Nuansa Yang Lebih Beragam