Luar Dalam
Oleh: Dahlan Iskan
Di saat balapan mungkin pagar kusam itu tidak terlihat. Bisa saja tertutup dengan hiruk pikuk. Namun, bagi turis sepanjang tahun pagar itu bisa disebut anti-pariwisata.
Saya memasuki pagar itu. Lewat gerbang yang dijaga. Saya ingin tahu sirkuit Mandalika. Ternyata di dalamnya cukup ramai.
Saya bergabung ke keramaian itu. Ups...agen Toyota di Lombok lagi mengadakan acara Minggu pagi bersama para pembeli Toyota.
Saya diminta gabung, bahkan diminta ikut mengendarai Toyota keliling sirkuit. Tiga putaran.
Teman dari Beijing saya ajak naik mobil yang saya kemudikan: Yaris hybrid. Saya yang paling depan.
Maka di belakang saya bajurut berbagai macam Toyota. Aturannya: tidak boleh saling salip. Juga tidak boleh pura-pura terpelintir masuk gravel. Kecepatan maksimal: 80 km/jam.
Intinya: ini memang untuk pengalaman saja: "pernah mengendarai mobil di sirkuit Mandalika".
Yang lebih penting: kapan lagi orang Lombok punya kesempatan masuk Mandalika. Tidak hanya masuk. Sekalian mencoba sirkuitnya.