Luas Tanah Berkurang, Satu Keluarga Bertahan di Lahan Tol Batang-Semarang

Makmun mengaku sudah beberapa kali menghubungi pihak-pihak terkait seperti BPN dan Tim Pembebesan Lahan Tol. Dia juga melibatkan pihak desa untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Pada pelaksanaan pengukuran awal, Makmun tidak dilibatkan. Selanjutnya, dia menerima berkas laporan hasil pengukuran saja.
Makmun pun mengajukan keberatan. Akhirnya, petugas melakukan pengukuran ulang.
Namun, hasil pengukuran ulang hanya bertambah sedikit atau dua meter persegi saja. Yakni dari 269 menjadi 271 meter persegi.
"Pengukuran ulang memang telah dilakukan, tapi tambahnya dua meter persegi saja. Ini artinya, masih ada 29 meter persegi tanah yang hilang. Padahal tetangga sebelah banyak yang justru tanahnya menjadi bertambah dan mereka kini telah pindah semua," katanya.
Kasus serupa ternyata juga dialami warga di delapan desa sehingga diadakan pengukuran ulang. Hal itu terjadi setelah adanya pertemuan antara instansi terkait dengan pihak-pihak yang terlibat yang difasilitasi Tenaga Ahli Utama dari Kantor Staf Kepresidenan RI, Usep Setyawan.
Pendataan dan pengukuran ulang diusulkan setelah staf Kantor Kepresidenan RI mendengar laporan warga dan para pendampingnya yang menyertakan bukti-bukti. Hal ini agar proses pembebasan lahan benar-benar sesuai aturan dan warga mendapatkan ganti rugi yang layak dan adil.(yog/wan/jpg)
Makmun Abdullah, warga Desa Sambongsari RT 1/ RW IV Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal masih bertahan di rumahnya yang bakal terkena proyek tol Trans
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- H-7 Lebaran: 77.863 Kendaraan Masuk Lewat GT Kalikangkung
- Berikut Perincian Diskon Tarif Tol Trans Jawa, Catat Nih!
- Gubernur Ahmad Luthfi: Potensi Desa Jadi Basis Pembangunan Jateng
- Terima Aspirasi Pedagang untuk Revitalisasi Pasar Boja Kendal, Gubernur Jateng: Pakai Anggaran Perubahan
- Jasamarga Catat Kenaikan Volume Kendaraan ke Tol Japek
- Kunjungi Desa Peron, Jokowi kagumi produk Alpukat dan Gula Aren