Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
Menyelam 22 Ribu Kali Angkat Artefak
Kamis, 06 Mei 2010 – 06:53 WIB
Dalam lelang itu, artefak yang diangkat dari bangkai kapal yang diperkirakan tenggelam pada 969 dan 971 tersebut tidak dibawa ke Gedung Mina Bahari III. Tapi, benda-benda itu tetap disimpan di gudang BMKT di Jalan Pajajaran, Tangerang Selatan, Banten.
Lelang tersebut tidak dilakukan secara eceran, tapi keseluruhan dengan harga awal USD 80 juta (sekitar Rp 720 miliar). Peserta lelang harus menanam 20 persen dari harga awal, yakni USD 16 juta (sekitar Rp 144 miliar). Sebenarnya pesertanya ada. Tapi, sampai hari pelelangan, tidak ada yang memberikan deposit.
Artefak tersebut umumnya berupa porselen dan barang pecah belah. "Saya kira itu barang-barang muatan kapal. Sedangkan (artefak) berupa emas, tasbih logam, dan benda-benda berharga lainnya milik penumpang," kata Luc Heyman, komandan perburuan harta karun tersebut. "Hal itu terlihat dari penempatannya. Barang berharga diletakkan di bagian belakang dekat tempat penumpang," lanjut Luc yang ditemui di coffee shop Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.
Ada gagang pisau bertulisan Arab berlapis emas, koin perunggu, perhiasan, genta, botol, gelas, dan lain-lain. Berdasar koin-koin itulah, kapal diperkirakan karam antara tahun 969 dan 971. Kapal tersebut diprediksi bikinan bangsa Austronesia, yakni masyarakat yang tinggal di Nusantara bagian barat ?Sumatera, Malaysia, Champa (Vietnam), dan kawasan Tiongkok Selatan. "Yang jelas bukan buatan Jawa," tegas Horst Liebner, staf ahli arkeologi KKP.
SEKITAR 270 ribu artefak yang diangkat dari kedalaman laut Cirebon dilelang di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408