Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
Menyelam 22 Ribu Kali Angkat Artefak
Kamis, 06 Mei 2010 – 06:53 WIB
Sebab, lanjut dia, posisi Jawa saat itu belum signifikan. Indonesia juga belum menjadi jajahan Belanda. Penjajah tersebut baru datang ke Indonesia pada abad ke-16. "Itu dugaan sementara kami. Yang jelas, rute kapal tersebut dari kawasan Tiongkok Selatan menuju kawasan Semarang, Jawa Tengah," jelas Liebner.
Kapal tersebut terdampar di kedalaman 58 meter di bawah laut sekitar Cirebon. PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS), perusahaan yang mengantongi izin eksplorasi kapal tenggelam dari KKP, mengevakuasi muatan kapal tersebut ke daratan. Karena tak bisa melakukan sendiri, Presiden Direktur PPS Adi Agung Tirtamarta mengajak Cosmix Archeological Underwater Research and Recovery. Luc Heyman adalah direktur pelaksana Cosmix.
Berapa pembagian honor antara PPS dan Cosmix? Luc enggan menjawab. "Itu rahasia. Pokoknya, bagianku lebih banyak dari dia," ujar Luc sambil menunjuk Adi Agung lantas tertawa lepas. Adi hanya melengos.
Pria 53 tahun itu menjelaskan, setidaknya ada dua cara untuk mendeteksi kapal tenggelam. Pertama dengan penelitian dokumen. Sejak era imperialisme, kapal-kapal Eropa punya dokumen keberangkatan dan kedatangan. Jika ada kapal karam, pasti tercatat dalam arsip, lengkap dengan jalur, nama kapal, asal dan tujuan, sampai jenis muatan. "Saya punya rekan yang khusus meneliti itu di Eropa. Sudah 30 tahun dia bekerja dengan kami," paparnya.
SEKITAR 270 ribu artefak yang diangkat dari kedalaman laut Cirebon dilelang di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408