Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon

Menyelam 22 Ribu Kali Angkat Artefak

Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
PERALATAN KOMPLIT- Salah seorang penyelam mengumpulkan barang-barang ke dalam rak. Tiap rak ditandai dari koordinat mana barang itu diambil. Itu untuk memudahkan penelitian. Foto: Luc Heymans for Jawa Pos Grup
Cara kedua adalah by chance. "Bisa juga disebut by accident," kata Luc lantas terkekeh. Biasanya, yang paling banyak tahu soal itu adalah nelayan. Misalnya, saat menjaring ikan, mereka mendapati jaringnya nyangkut di porselen atau keramik muatan kapal.

Para nelayan tersebut biasanya menginformasikan kejadian itu ke pemerintah setempat. Cara itulah yang mengawali perburuan harta karun di Laut Cirebon.

Pada 2003, sekelompok nelayan yang melaut di sekitar Cirebon mengalami kesulitan menarik jaringnya. Salah seorang nelayan lantas menyelam dengan peralatan seadanya ke dasar laut. "Ternyata, jaring tersangkut di mangkuk porselen," ungkap Luc lantas mengembuskan asap rokok putihnya.

Nelayan berhasil membawa sejumlah porselen dengan jaring. Namun, mereka tak bisa membawa lebih banyak karena kedalamannya mencapai 58 meter di bawah laut. Menyelam sedalam itu butuh peralatan selam komplet karena tekanan air bisa mengancam nyawa. Para nelayan lantas melaporkan temuan tersebut ke pemerintah setempat yang kemudian diteruskan ke KKP.

SEKITAR 270 ribu artefak yang diangkat dari kedalaman laut Cirebon dilelang di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News