Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
Menyelam 22 Ribu Kali Angkat Artefak
Kamis, 06 Mei 2010 – 06:53 WIB
"Kata temanku di Vietnam, kamu bisa jadi jutawan kalau kamu mau bekerja di sini. Saya jawab tidak. Untuk menjadi jutawan di Vietnam, kamu harus jadi miliarder dulu karena kamu akan kehilangan banyak uang," katanya lantas terkekeh.
Luc menolak disebut pemburu harta karun. Dia lebih sreg disebut penyelam arkeolog. "Orang beranggapan kami ini memburu harta-harta bawah laut dan menjualnya. Memang ada yang dijual untuk membiayai proyek. Ini kan juga ada orientasi penelitian dan kesejarahan," ungkapnya.
Penyelaman arkeologi itu lantas bergeser ke Filipina. Negara pimpinan Gloria Arroyo tersebut punya komitmen tinggi terhadap konservasi benda-benda arkeologi. Hasil temuan pun tidak dilelang. Barang-barang penyelaman itu dibagi 70:30. Pemerintah Filipina mendapatkan bagian lebih banyak. "Pemerintah Filipina sangat menghargai benda-benda arkeologis," ujarnya lantas tersenyum.
Dari ratusan penyelaman di Filipina, tidak semua menghasilkan duit. Umumnya hanya porselen, keramik, dan kapal nonkargo yang karam. Dari sepuluh tahun penyelaman di Filipina, hanya 20 penyelaman yang menghasilkan benda-benda berharga. (*/c5/cfu)
SEKITAR 270 ribu artefak yang diangkat dari kedalaman laut Cirebon dilelang di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408