Luhut Beri Saran untuk Prabowo: Beli Kapal Riset dengan Peralatan Canggih
jpnn.com - NUSA DUA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi saran kepada Presiden terpilih RI Prabowo Subianto agar membeli kapal riset dengan peralatan canggih guna memetakan kekayaan laut dalam hingga potensi bencana.
Menurut Luhut, Pemerintah Indonesia memiliki anggaran membeli kapal eksplorasi untuk riset dengan alat canggih tersebut.
“Saya akan dorong kepada Pak Prabowo biar ini juga menjadi prioritas,” kata Luhut di sela-sela konferensi pers terkait ekspedisi bersama Indonesia-OceanX, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (15/5).
Luhut mengatakan untuk memiliki kapal riset itu tidak harus mewah, tetapi yang utama ialah dilengkapi dengan peralatan canggih.
Adapun salah satu kapal canggih untuk penelitian itu, yakni OceanXplorer, milik lembaga nonprofit eksplorasi kelautan OceanX, dengan harga yang diperkirakan mencapai Rp 3,5 triliun.
Adapun kapal milik lembaga nonprofit itu memiliki peralatan canggih, di antaranya remote operated vehicle (ROV) atau alat yang mampu menyelam di kedalaman hingga 6.000 meter, beserta dua peneliti/operator di dalamnya, hingga laboratorium.
“Indonesia harus lebih agresif, tidak bisa harus menunggu. Masa negara sebesar kita ini tidak punya kapal untuk penelitian,” ungkap Luhut.
"Kita tidak harus membuat kapal itu mewah, tetapi dia memiliki teknologi paling mutakhir dan di situ anak-anak muda Indonesia bisa belajar, itu seperti universitas terapung,” tambahnya.
Luhut Binsar Pandjaitan memberi saran kepada Presiden terpilih RI Prabowo Subianto untuk membeli kapal riset dengan peralatan canggih.
- Demi Berantas Judi Online, Prabowo Sampai 3 Kali Panggil Menkomdigi
- Rapat Bareng Mentan, Legislator Ini Ingatkan Soal Kegagalan Food Estate Terdahulu
- Prabowo Lantik Pak Basuki Sebagai Kepala Otorita IKN
- Prabowo Beri Tugas Khusus untuk Basuki Hadimuljono
- Setelah Bertemu Prabowo, Jokowi Ngobrol Rahasia dengan Paslon di Pilwakot Solo Ini
- Menhum Sebut Jakarta Masih Tetap Ibu Kota Negara, Pindah ke IKN Kapan?