Luhut: Ingat, Saya juga Bisa Bikin Dia Repot!
jpnn.com - JAKARTA – Reaksi keras ditunjukkan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. Mantan kepala Staf Kepresidenan itu marah namanya ikut disebut-sebut dalam rekaman skandal pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) dan pihak PT Freeport Indonesia.
Dia gerah ketika sejumlah pihak mulai makin ramai menghubung-hubungkan namanya dengan upaya mendapatkan jatah saham dari Freeport, sebagaimana tergambar dalam rekaman.
“Ini tanggungjawab saya pada keluarga saya, ini semua telah mengganggu keluarga saya dan dignity (martabat, Red) keluarga saya,” tutur Luhut, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin (11/12).
Dia mengakui kalau awalnya tidak terlalu menghiraukan namanya yang ikut banyak disebut dalam rekaman pembicaraan antara Setnov dan pihak Freeport. Namun, dia dan keluarganya akhirnya merasa terganggu, ketika tuduhan-tuduhan yang ada ternyata makin deras digulirkan.
“Ini sudah keterlaluan. Ingat, saya juga bisa bikin dia repot,” tegas purnawirawan jenderal tersebut.
Meski demikian, Luhut tidak menyebutkan secara spesifik pihak-pihak yang telah menuduhnya. Dia hanya menyatakan kalau semuanya bisa terbaca ketika pemberitaan-pemberitaan maupun tayangan-tayangan di televisi. “Lihat, siapa saja yang ngomong di TV-TV itu,” imbuhnya.
Dia juga belum memastikan akan membawa pihak-pihak yang telah menuduhnya selama pada proses hukum. Dia memilih untuk melihat lebih dulu perkembangan di Majelis Kehormatan Dewan (MKD) yang saat ini sedang menyidang Setnov dalam perkara etik.
Pada kesempatan tersebut, Luhut panjang lebar membeber tentang posisi dirinya dalam agenda pembahasan perpanjangan kontrak karya Freeport. Bahwa, sejak awal, dia telah sejalan dengan lima syarat yang diajukan Presiden Joko Widodo jika kontrak karya nantinya diperpanjang. Yakni menyangkut terpenuhinya komitmen pembangunan Papua, konten lokal, royalti, divestasi saham, dan industri pengolahan.
JAKARTA – Reaksi keras ditunjukkan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. Mantan kepala Staf Kepresidenan itu marah namanya ikut disebut-sebut
- Sebelum Disetujui Prabowo, Tito Sebut Ibu Kota Negara Masih di Jakarta
- Bertemu Menko AHY, Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat
- Arsjad Rasjid di Roma Bicara Komitmennya soal Masa Depan Anak-Anak
- Hardjuno Wiwowo Angkat Suara Soal Pemasangan Pagar Laut di Tangerang dan Bekasi, Simak
- Sosialisasi Lemah, Anggota Komisi XII Minta Pemerintah Tunda Pembatasan Gas Elpiji 3 Kg
- Dicekal KPK, Agustiani Tio Sedih Tak Bisa Berobat ke Luar Negeri