Luhut: Ini Bukan Untuk Menghidupkan PKI!
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa simposium nasional bertema Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, 18-19 April ini, bukan untuk menghidupkan lagi paham komunis di Indonesia.
Luhut juga membantah simposium ini dipengaruhi oleh PKI. "Sebagai bangsa yang besar, harus jernih melihat persoalan masa lalu," katanya dalam pidato pembukaan simposium, Senin (18/4).
Dia mengaku sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo untuk menggelar simposium tersebut. "Saya lapor ke presiden untuk acara ini, dan Ppesiden pun setuju," imbuh Luhut.
Simposium dihadiri sejumlah pihak antara lain Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan Jaksa Agung Prasetyo.
Kemudian, saksi sejarah Sintong Hamonangan Pandjaitan, istri dari almarhum Presiden keempat RI Abdurrahaman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, serta Buya Syaffi Maarif.
Ada pula Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan dan lainnya. Menurut Luhut, simposium ini harus digelar meski tidak mudah dan banyak penolakan. Hal itu agar pelanggaran HAM di Indonesia bisa segera dituntaskan.
Dia pun mengatakan, dalam mengadakan acara tersebut, tidaklah mudah. Namun, menurut Luhut, hal ini perlu dilakukan, agar pelanggaran HAM di Indonesia bisa segera dituntaskan. "Terus terang, saya pribadi, pelanggaran HAM harus dituntaskan," tegas Luhut. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siapa Saja yang Kena OTT KPK di OKU?
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Calon PPPK 2024 Bisa Lega, Kali Ini Ada Percepatan Pengangkatan
- Para Honorer Calon PPPK 2024 Diminta Tenang, Dijamin Dapur Ngebul
- Maret, Jutaan Guru termasuk PPPK dan Honorer Terima 5 Kali Gaji, Oye
- Ustaz Cholil Bicara tentang Islam dan Pertambangan Berkelanjutan
- Resmi Diperkenalkan, Evowaste Diharapkan Jadi Solusi Permasalahan Sampah