Luhut Presiden

Oleh: Dahlan Iskan

Luhut Presiden
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Secara individu, dokter kita hebat. Namun, kita perlu punya ratusan tim dokter yang andal. Membangun tim tidak mudah. Harus ditemukan caranya."

Tentu masukan itu saya pinjam dari pendapat Ketua IDI Surabaya: Dr dr Brahmana. Ahli kanker kandungan. Itu dijelaskan di podcast saya saat di RS Premier Surabaya.

Saya pun melirik jam dinding. Sudah satu jam lebih. Pak Luhut masih sangat bersemangat.

Saya tidak boleh terpancing. Pak Luhut tidak boleh terlalu excited. Belum boleh.

Saya masih harus bertahan. Pak Luhut ingin memeragakan salah satu latihan penyembuhannya: bagaimana cara duduk di sofa rendah yang harus ia lakukan.

Bagi orang yang beruntung karena badannya pendek tidak perlu ini: jarak pantat dan sofa sudah dekat, tetapi orang setinggi Pak Luhut otot pahanya harus kuat. Agar proses duduknya tidak mengentak.

Pak Luhut pun duduk dengan cara yang benar. Otot pahanya yang bekerja. Kuat. Ia duduk perlahan. Test otot paha. Bagus. Harus mengandalkan otot paha. Bukan mengandalkan tebalnya pantat.

Saya pun memaksa pamit.

Saya tidak memberi tahu bahwa yang akan saya besuk ialah Menko Marves, jenderal bintang empat, orang kepercayaan Presiden Jokowi, tokoh serbabisa: Luhut Binsar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News