Luhut Ungkap Teman Salat Jumat Jokowi saat Kecil
jpnn.com, JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mendukung sikap Presiden Jokowi mengungkapkan kejengkelannya atas berbagai serangan bertubi-tubi yang semakin gencar diarahkan padanya jelang Pilpres 2019.
Serangan-serangan itu antara lain mempertanyakan keislaman mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
"Saya setuju presiden jengkel. Itu kan Ketua Komisi I DPR (Abdul Kharis Almasyhari) temannya beliau (presiden) dari kecil," ujar Luhut usai berbicara pada Rapat Koordinasi Bidang Nasional III Kemaritiman DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Minggu (8/4).
Abdul Kharis Almasyhari merupakan anggota DPR dari dapil V Jateng, alamat rumah di Laweyan, Solo. Sebelum berkecimpung di dunia politik, Abdul Kharis merupakan dosen di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menurut Luhut, sejak kecil Jokowi selalu melaksanakan salat Jumat bersama-sama dengan politikus PKS tersebut. "Makanya aneh meragukan keislaman presiden," ucap Luhut.
Demikian juga soal tudingan keterlibatan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan partai terlarang PKI, Luhut menilai tuduhan itu lebih tidak masuk akal lagi.
Jokowi lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961. Artinya, saat peristiwa 1965, Jokowi baru berusia empat tahun.
"Jadi, rakyat jangan dibodohi dengan informasi tak benar. Saya berani ngomong tentang itu, Indonesia justru beruntung ada Presiden Jokowi. Berani mengambil risiko, bertanggung jawab dan punya visi ke depan," kata Luhut Panjaitan.
Luhut Binsar Panjaitan menanggapi sejumlah pihak yang meragukan keislaman Presiden Jokowi, dengan menyebut nama politikus teman salat Jumat Jokowi.
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel