Luhut: Utang Indonesia Paling Rendah Dibanding Negara Lain
jpnn.com - JAKARTA - Pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah mulai melambat sejak tahun 2012 lalu. Namun sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla 2014 lalu, mulai memerlihatkan tanda-tanda perbaikan. Terutama di penghujung tahun 2015 meskipun Bank Central Amerika menaikkan suku bunga.
"Jadi di ujung tahun ini sudah kelihatan ada tanda-tanda membaik. Ini hasil survei (salah satu lembaga,red) dengan melibatkan 1.700 responden," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial, Rabu (16/9).
Menurut Luhut, perbaikan hadir karena pemerintah tetap berusaha menjaga program-program pembangunan tetap berjalan pada koridor yang benar. "Keadaan memang sulit, tapi kami menjelaskan keadaan Indonesia on the track. Ini berdasarkan data yang ada," ujarnya.
Luhut kemudian mencontohkan seperti harga beras di sejumlah daerah, yang hari ini mulai naik. Atas kondisi tersebut para menteri telah memberi laporan kepada Presiden untuk kemudian diambil langkah-langkah antisipasi.
"Jadi mekanisme pengambilan keputusan jalan. Menjaga ketersediaan dan kemampuan membeli masyarakat, itu yang pemerintah lakukan," ujarnya.
Selain itu, di tengah krisis global saat ini, utang Indonesia menurut Luhut juga paling rendah di banding negara-negara lain. Utang tersebut tidak hanya karena pinjaman pemerintah, namun adanya perusahaan swasta besar di Indonesia yang memiliki utang besar.
"Tapi (perusahaan,red) yang ekspornya besar juga masih bisa untung juga," ujarnya.
Di hadapan peserta Rakornas Luhut juga memaparkan agi program subsidi pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 211 triliun. Uang tersebut ditujukan untuk membangun infrastruktur, dana desa, kartu sehat, maupun sejumlah program lain.
JAKARTA - Pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah mulai melambat sejak tahun 2012 lalu. Namun sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat untuk PT Super Optics Jakarta Indonesia