Lukisan Aktivis
Oleh: Dahlan Iskan
Yos lahir di Surabaya –sampai lulus SMPN 4. Lalu menyelesaikan SMA di Bandung. Saat kuliah dia pilih jadi mahasiswa seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta -sekarang jadi Institut Seni Indonesia, ISI.
Di ISI Jogja, Yos jadi aktivis mahasiswa. Puncaknya adalah gerakan anti-Jepang, Malari. Di Jakarta terjadi bakar-bakar produk Jepang. Di Surabaya, Bandung, dan Jogja, mahasiswa juga bergerak.
Salah satu tokoh mahasiswa yang diincar untuk ditangkap adalah Yos. Teman-temannya minta Yos menghilang. Dia pergi ke Bali.
Di Bali, Yos mendapat koneksi yang akan mengubah jalan hidupnya. Sebagaimana tokoh mahasiswa lainnya, Yos merasa lebih bermanfaat kalau pergi ke luar negeri –kuliah di luar negeri.
Yos dapat hubungan untuk kuliah di Australia. Yakni di salah satu universitas di Queensland bagian utara.
Dia tidak lagi meneruskan ilmu seni lukis. Di Queenaland dia ambil ilmu sosial.
"Saya ingin mengetahui masalah sosial yang begitu berat di Indonesia", katanya.
Di Queensland itu dia punya teman baik. Orang Australia. Si teman adalah seorang geolog yang unik. Dia merasa bersalah mengapa mendalami geologi yang ujung-ujungnya justru untuk merusak bumi.
Yos Suprapto marah: mengapa karya seninya dinilai dengan kacamata politik. Jokowi di lukisan itu, katanya, adalah akar persoalan dari keseluruhan tema pameran.
- Uang Suara
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Pemberedelan Pameran Lukisan Pernah Bikin Yos Suprapto Kaya Raya, Begini Ceritanya
- Hasto Kristiyanto jadi Tersangka, Jokowi: Hehee...
- Hasto Tersangka Seminggu setelah Jokowi Dipecat PDIP, Apa Kaitannya?
- Bendungan Hasto