Luky Yusgiantoro Bicara Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan

Luky Yusgiantoro Bicara Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan
Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE UNISADHUGUNA A.B. Christono, S.E., M.M menyerahkan cendera mata kepada Pembina Lembaga Purnomo Yusgiantoro Center Luky A. Yusgiantoro BSc., MSc., M.S., PhD diskusi publik bertema ‘Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari Perspektif Bisnis" yang digelar STIE UniSadhuGuna, Badan Eksekutif Mahasiswa STIE UniSadhuGuna, dan Yayasan Cipta Dian Nusa pada Sabtu (6/7/2024) di kampus STIE UniSadhuGuna UniSadhuGuna, Jakarta. Foto: Humas STIE UNISADHUGUNA

jpnn.com, JAKARTA - STIE  UniSadhuGuna, Badan Eksekutif Mahasiswa STIE UniSadhuGuna, dan Yayasan Cipta Dian Nusa menyelenggarakan diskusi publik bertema ‘Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari Perspektif Bisnis" pada Sabtu (6/7/2024) di kampus STIE UniSadhuGuna UniSadhuGuna, Jakarta.

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidang energi, yaitu Luky A. Yusgiantoro BSc., MSc., M.S., PhD (Pembina Lembaga Purnomo Yusgiantoro Center) dan Ali Ahmudi Achyak (Direktur Eksekutif CESS/Center for Energy Security Studies) dengan moderator Alfonsus B Say selaku Koordinator Bidang Kemahasiswaan STIE UniSadhuGuna.

Dalam kesempatan itu, Luky Yusgiantoro menyampaikan pandangannya terkait masa depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari perspektif bisnis.

Menurut Luky, manajemen strategis di sektor energi meliputi lima aspek kunci, yaitu availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability.

Dia menjelaskan alur pikir strategis mencakup geopolitik energi, transisi energi, demand side management (DSM), supply side management (SSM), dan kebijakan harga.

Lebih lanjut, Luky menyampaikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan menuju transisi energi menuju energi baru terbarukan.

Menurut Luky, potensi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sangat besar ditambah lagi adanya komitmen pemerintah dan dukungan masyarakat yang tinggi.

Namun, EBT juga memiliki kelemahan terkait karena biaya investasi yang tinggi, dan infrastruktur yang belum siap.

Luky A Yusgiantoro menyampaikan pandangannya terkait masa depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari perspektif bisnis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News