Luky Yusgiantoro Bicara Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan
Selain itu, perlu mengembangan PLTU, elektrifikasi, CCS/CCUS.
“Ke depan, perlu desentralisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, dan pasar energi,” ujar Luky.
Pengamat Energi Terbarukan Dr. Ali Ahmudi Achyad menyampaikan pandangan terkait optimalisasi pengembangan Energi Baru dan Terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Ahmudi menilai konsumsi energi terus meningkat, namun masih bergantung pada energi fosil yang terbatas.
“Ketahanan energi nasional di titik kritis akibat ketergantungan pada energi fosil. Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap kebutuhan energi nasional,” ujar Ahmudi.
Menurut Ahmudi, definisi dan kebijakan energi mencakup energi fosil, energi terbarukan, dan energi baru terbarukan.
“Kebijakan energi nasional bertujuan untuk menciptakan keamanan pasokan energi dalam negeri,” ujar Ahmudi.
Pada kesempatan itu, Ahmudi menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa ke depan, yaitu keterbatasan sumber daya energi fosil, impor energi, harga energi rendah, dan subsidi yang membengkak.
Luky A Yusgiantoro menyampaikan pandangannya terkait masa depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari perspektif bisnis.
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Survei Schneider Electric: 71 Persen Pemimpin Bisnis Memprioritaskan Keberlanjutan
- Tak Mau Trans Semarang Disebut Cumi-cumi Darat, Yoyok Sukawi Tawarkan Bus Listrik
- Komitmen Prabowo untuk Pengembangan Energi Baru Terbarukan, PT HGI Siapkan Cara Ini
- Agung-Markarius Siap Tata TPA di Pekanbaru, Olah Sampah Jadi Briket dan Energi Baru