Luky Yusgiantoro Bicara Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan
Selain itu, perlu mengembangan PLTU, elektrifikasi, CCS/CCUS.
“Ke depan, perlu desentralisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, dan pasar energi,” ujar Luky.
Pengamat Energi Terbarukan Dr. Ali Ahmudi Achyad menyampaikan pandangan terkait optimalisasi pengembangan Energi Baru dan Terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Ahmudi menilai konsumsi energi terus meningkat, namun masih bergantung pada energi fosil yang terbatas.
“Ketahanan energi nasional di titik kritis akibat ketergantungan pada energi fosil. Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap kebutuhan energi nasional,” ujar Ahmudi.
Menurut Ahmudi, definisi dan kebijakan energi mencakup energi fosil, energi terbarukan, dan energi baru terbarukan.
“Kebijakan energi nasional bertujuan untuk menciptakan keamanan pasokan energi dalam negeri,” ujar Ahmudi.
Pada kesempatan itu, Ahmudi menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa ke depan, yaitu keterbatasan sumber daya energi fosil, impor energi, harga energi rendah, dan subsidi yang membengkak.
Luky A Yusgiantoro menyampaikan pandangannya terkait masa depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari perspektif bisnis.
- Lebih dari 45 Persen EBT Digunakan Pabrik Ajinomoto
- Pertamina Menjajaki Peluang Kerja Sama Strategis di Forum Bisnis Indonesia-AS
- AESI dan UNDP Dorong Percepatan Pengembangan Infrastruktur Energi Surya
- Gandeng Arab Saudi, PLN Indonesia Power Bangun PLTS Terapung Saguling
- APP Group Tampilkan Produk Inovatif Ramah Lingkungan di Festival LIKE 2
- Festival LIKE KLHK Bakal Pamerkan Inovasi Teknologi Ramah Iklim