Lula da Silva
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pada putaran pertama 2 Oktober yang lalu tidak ada kandidat yang mendapatkan 50 persen plus. Pada putaran kedua 31 Oktober kejutan terjadi karena Lula da Silva bisa mendapatkan 50,9 persen. Selisih 0,9 persen sudah cukup untuk mengantar kemenangan dramatis Lula da Silva.
Banyak yang menduga Bolsonaro tidak melawan karena dia takut akan masuk penjara. Selama menjadi presiden dia banyak melakukan pelanggaran hukum sehingga sangat rawan masuk penjara setelah pensiun.
Kabarnya, Bolsonaro sudah melakukan deal dengan para penegak hukum yang menyarankannya supaya tidak melawan untuk menghindari persekusi.
Kemengan Silva ini menandai kebangkitan ‘’Pink Tide’’ atau Gelombang Merah Muda, yang menjadi identitas gerakan sosialis yang digagas Silva.
Kemenangan ini membuat wilayah Amerika Latin sekarang dikuasi oleh rezim sosialis. Negara-negara terkemuka di Amerika Latin dikuasi kelompok sosialis kiri pro rakyat dalam 20 tahun terakhir.
Di Venezuela, gelombang gerakan sosialis dipelopori oleh mendiang Hugo Chavez yang memimpin revolusi menumbangkan kelompok kanan yang pro-oligarki.
Gerakan Chavez kemudian diikuti oleh Evo Morales di Bolivia yang berhasil membawa revolusi sosialis merebut kekuasaan sampai sekarang.
Pusat dari semua gerakan sosialis di Amerika Latin itu adalah Kuba yang tetap menjadi pusat kekuatan sosialis sepeninggalan Videl Castro dan adiknya Raul Castro yang memilih pensiun.
Kemenangan Lula da Silva ini disebut sebagai kebangkitan kedua, karena dia sudah pernah menjadi Presiden Brasil dua periode pada 2003 sampai 2007
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- Tarif Tarifan
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Prabowo Tak Targetkan Angka untuk Tarif Impor Trump, Asalkan Diturunkan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya