Lula da Silva

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Lula da Silva
Presiden terpilih Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyampaikan pidato kemenangannya di Sao Paulo, Minggu (30/10) malam. Foto: CAIO GUATELLI / AFP

Kuba menjadi mentor dan motor bagi rezim-rezim sosialis yang menjadi fenomena umum di Amerika Latin. Negara-negara lain, seperti Cile pun tidak luput dari terpaan gelombang merah muda.

Terpilihnya Lula da Silva menjadi peristiwa fenomenal, karena Brasil adalah negara paling besar dengan jumlah penduduk terbesar di Amerika Latin.

Di bawah Silva, Brasil bisa menjadi lokomotif baru pembangunan ekonomi yang lebih pro kepada rakyat dan lebih ramah terhadap lingkungan.

Selama menjadi penguasa Brasil Bolsonaro banyak melakukan penebangan hutan Amazon dan dianggap sangat ceroboh terhadap lingkungan. 

Dia benar-benar menjadi fotokopi Donald Trump dalam hal isu lingkungan. Trump dikenal sebagai politikus yang tidak mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui gerakan internasional seperti Protokol Kyoto.

Dalam hal penanganan Covid-19, Bolsonaro juga bergaya seperti Trump. Dia percaya bahwa pandemi adalah penyakit buatan dan dia tidak percaya terhadap protokol kesehatan dan tidak mau divaksin.

Akibat kecerobohannya ini korban Covid-19 di Brasil mencapai 700 ribu kematian dan merupakan salah satu yang tertinggi di Amerika Latin.

Gaya poltik  pro oligarki dan pemodal besar ala Bolsonaro akhirnya membawa akibat fatal. Bolsonaro yang populis harus menerima kekalahan, dan harus minggir oleh gelombang merah muda yang didukung rakyat secara masif. (**)

Kemenangan Lula da Silva ini disebut sebagai kebangkitan kedua, karena dia sudah pernah menjadi Presiden Brasil dua periode pada 2003 sampai 2007


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News