Lulusan Gelar Apapun Kini Berpeluang Kerja di Perusahaan Besar
Profesor Duncan Ivison dari Universitas Sydney menilai, dunia perbankan seperti Commonwealth Bank Australia kini justru membutuhkan filsuf, sejarawan dan antropolog. Mengapa demikian
Setelah skandal asuransi CommInsure, bank ini bisa menggunakan orang-orang terlatih untuk berpikir tentang identitas dan etika. Sebuah survei perbankan global terbaru yang dilakukan oleh Ernst & Young menemukan, empat dari lima nasabah Australia mengatakan mereka tak percaya bahwa bank menempatkan kepentingan nasabah terlebih dahulu.
"Ini adalah masalah etika. Ini adalah masalah nilai-nilai. Ini adalah masalah bagaimana Anda menyesuaikan diri anda di masyarakat," kata Prof. Ivison, seorang filsuf yang juga mantan dekan Fakultas Seni di Universitas Sydney dan saat ini menjabat wakil rektor bidang penelitian.
Ia percaya, lulusan seni lebih bernilai dari sebelumnya bagi dunia usaha, "di saat lisensi bagi komunitas bisns untuk beroperasi di tengah masyarakat menjadi lebih kompleks”.
Universitas Sydney telah bermitra dengan beberapa perusahaan untuk sebuah program yang bernama ‘Arts Career Ready’ (Seni Siap Berkarir). Idenya adalah untuk mengenalkan mahasiswa seni kepada perusahaan pencari karyawan -sesuatu yang dilihat Profesor Ivison sebagai pelatihan analisis dan fleksibel untuk mahasiswa.
Pada bulan November tahun lalu, Universitas Sydney dan Universitas Nasional Australia (ANU) bersama-sama menyelenggarakan seminar berjudul ‘A Conversation on Business and the Humanities’ (Sebuah Percakapan tentang Bisnis dan Humaniora), di mana CEO Dewan Bisnis Australia, yakni Jennifer Westacott, menjadi salah satu pembicara.
Profesor Ivison mengatakan, di Amerika Utara dan Eropa, keberadaan para pebisnis yang memiliki gelar humaniora jauh lebih lazim.
Profesor Duncan Ivison dari Universitas Sydney menilai, dunia perbankan seperti Commonwealth Bank Australia kini justru membutuhkan filsuf, sejarawan
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati