Lulusannya Bercita-Cita Jadi Opsir Gereja
Rabu, 26 Juni 2013 – 19:49 WIB

Ilustrasi. Dok/JPNN
Mumarike, teman sekelas Hustin juga merasakan hal yang sama. Siswi asal Desa Gumbia, Kecamatan Pinembani ini memilih bersekolah di SMK Muhammadiyah karena paling dekat dengan akses desa mereka.
Baca Juga:
Memang, rata-rata siswa Nasrani yang bersekolah di sekolah yang berdiri sejak 2009 tersebutberasal dari perkampungan di wilayah pegunungan di Kabupaten Sigi.
Hustin, dan Mumarike sendiri, tidak setiap hari pulang pergi ke rumahnya, tetapi hanya mengambil waktu pada saat akhir pekan. Selama bersekolah di SMK Muhammadiyah, keduanya mengaku tidak pernah merasa kesulitan dalam berkomunikasi atau bergaul dengan teman-teman mereka yang beragama Islam.
Proses belajar mengajar maupun aktivitas sosial lainnya berjalan sebagaimana biasanya. Itu pun dirasakan oleh siswa muslim seperti Desnawati yang merasa biasa saja dalam bergaul dengan teman-teman Nasrani di sekolahnya. Tak segan, mereka saling membantu jika ada tugas sekolah yang harus dikerjakan bersama.
BERBEDA itu ternyata indah. Slogan yang mengusung perdamaian ini dipraktekkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah di Kecamatan Marawola,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu