Lumba-lumba Kini Menghilang dari Pelabuhan Darwin

Kepada ABC, perusahaan gas tersebut menyatakan telah menyalur 2,7 juta dolar untuk survei lumba-lumba dan satwa laut lainnya.
"Hasil pemantauan tidak menemukan dampak terhadap lumba-lumba yang terkait dengan kegiatan proyek," kata Inpex.
Inpex menyatakan siap mematuhi semua persyaratan untuk meminimalkan dampak lingkungan proyek mereka terhadap lumba-lumba dan satwa pesisir lainnya.
Dr Palmer mengatakan memang tidak ada bukti pembangunan pabrik LNG berdampak penurunan populasi lumba-lumba di Pelabuhan Darwin.
Dia menambahkan penurunan populasi juga terjadi di dua lokasi pemantauan lainnya.

Seorang operator wisata yang bergantung pada satwa liar di kawasan ini meminta pemerintah mendanai riset untuk menentukan penyebab menghilangnya lumba-lumba dari sana.
Operatior bernama Jim Smith mengaku saat ini paling hanya bisa melihat lumba-lumba sekali sebulan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia