Lumpuh sejak Umur 4 Tahun, Risnawati Sukses Berjuang Wujudkan Mimpinya (1)
Termotivasi setelah Diejek, Sudah Bagikan 1.500 kursi Roda Gratis
Selasa, 10 Mei 2011 – 08:08 WIB

Risnawati (dua dari kiri, di atas kursi roda) beserta tim UCP di depan kantornya. Foto: UCP for Jawa Pos
Meski sering dihina, Risna bukanlah anak cengeng. Ejekan dan hinaan dari beberapa teman memotivasi dia untuk berprestasi. Upayanya berhasil dengan menjadi langganan juara kelas di sekolah, mulai SD hingga SMA.
Dia juga melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Risna diterima di Fakultas Hukum UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret), Surakarta. Dia pun lulus tepat waktu. Meski nilainya bagus, dia menganggur dua tahun. Melamar di mana-mana, dia ditolak. Alasannya jelas, keadaan fisik Risna yang tidak sempurna.
Bahkan, Risna menyatakan pernah ditolak ketika melamar menjadi dosen di almamaternya. "Saya ingat sekali, nama dosen itu Rahmadi," katanya dengan yakin. Menurut Risna, dosen tersebut sempat mengejeknya. "Apa iya, Anda bisa mengajar sampai lantai 2, 3, dan 4," kata Risna, menirukan ucapan dosen yang meremehkannya tersebut.
Ejekan itu ternyata malah memotivasi Risna untuk terus meraih impian-impiannya. Pada 2011, jalan untuk membuktikan impian-impian itu terbuka ketika Risna bergabung dengan Yayasan Talenta di Solo. Sesuai dengan semangat Risna, yayasan tersebut berfokus pada perjuangan hak-hak penyandang difabel. Pada tahun yang sama, dia mendapatkan kursi roda dari UCP Wheels for Humanity yang sedang berada di Jogja.
Sejak berumur empat tahun, Risnawati Utami lumpuh. Menjadi seseorang dengan stigma cacat alias difabel (different ability) membuat dia malah bersemangat
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu